Syarat No. 6
a. Dapat dengan hafal menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya bait pertama di muka Pasukan Penggalang atau di muka pendengar-pendengar lain, dan tahu sikap yang haras dilakukan jika lagu kebangsaan diperdengarkan atau dinyanyikan pada suatu upacara.
b. Tahu sejarah lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Sikap yang harus diperlihatkan setiap anggota Pramuka jika mendengar lagu kebangsaan adalah dengan sikap siap sempurna, mendengarkan dengan hidmat dan mengikuti lagu dari awal sampai akhir.
Pembina dapat mencoba anggota penggalang dalam upacara pembukaan latihan, upacara pelantikan, dan sebagainya. Atau jika anggota Pramuka mengikuti upacara di sekolah sebagai anggota barisan aubade (kelompok paduan suara).
Lagu kebangsaan Indonesia Raya diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman seorang anggota organisasi kepemudaan yang aktif sebagai seorang wartawan. Lagu ini pertama kali dikumandangkan pada pertemuan Kongres Pemuda II tahun 1928 (ingat Sumpah Pemuda), dengan menggunakan alat musik biola. Pada waktu itu banyak peserta kongres yang sempat menitikkan air mata ketika mendengar lagu Indonesia Raya. Lagu kebangsaan kemudian diatur dalam pasal 36 UUD 1945.
Syarat No.7
Hafal Pancasila. dan tahu artinya.
->Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila adalah dasar Negara kita seperti tercantum didalam pembukaan UUD 1945 alinea 4. Kemudian untuk memudahkan pengamalannya di dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan Tap MPR No. II/MPR/1978 dikeluarkanlah Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4) atau disebut juga Eka Prasetya Pancakarsa.
->Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila adalah dasar Negara kita seperti tercantum didalam pembukaan UUD 1945 alinea 4. Kemudian untuk memudahkan pengamalannya di dalam kegiatan sehari-hari. Berdasarkan Tap MPR No. II/MPR/1978 dikeluarkanlah Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4) atau disebut juga Eka Prasetya Pancakarsa.
36 butir-burir Pengamalan Pancasila :
I. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
4. Tidak memaksa suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
II.Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak. persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
III. Sila Persatuan Indonesia
1. Menempatkan persatuan. kesatuan. kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
atau golongan.
2. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan berTanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhineka tunggal ika.
IV. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan Musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat. dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung ringgi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
V. Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersikap boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10.Suka bekerja keras.
11.Menghargai hasil karya orang lain.
12.Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
I. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
2. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
4. Tidak memaksa suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
II.Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak. persamaan kewajiban antara sesama manusia.
2. Saling mencintai sesama manusia.
3. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
7. Berani membela kebenaran dan keadilan.
8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
III. Sila Persatuan Indonesia
1. Menempatkan persatuan. kesatuan. kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
atau golongan.
2. Rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara
3. Cinta Tanah Air dan Bangsa.
4. Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan berTanah Air Indonesia.
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhineka tunggal ika.
IV. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan
1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
3. Mengutamakan Musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
5. Dengan itikad baik dan rasa tanggungjawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat. dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
7. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung ringgi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
V. Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan.
2. Bersikap adil.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4. Menghormati hak-hak orang lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak bersikap boros.
8. Tidak bergaya hidup mewah.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
10.Suka bekerja keras.
11.Menghargai hasil karya orang lain.
12.Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Komentar
Posting Komentar