Langsung ke konten utama

PRAMUKA UPI MENGIRIMKAN DELEGASI PADA KEGIATAN LATIHAN SAR NASIONAL


Kegiatan ini bernama LATSARNAS PERTI III (Latihan SAR Nasional Perguruan Tinggi ke 3) dengan tujuan untuk membekali anggota gerakan pramuka yang berpangkalan di perguruan tinggi yang memiliki minat, bakat, dan kemampuan demi mewujudkan harapan dan program pemerintah dalam penanggulangan bencana. Salah satu kontribusi Gerakan Pramuka adalah mempersiapkan kader-kader dalam program-program penanggulangan bencana Pelaksanaan kegiatan dimulai dari tanggal 8 – 13 September 2014 yang diselenggarakan oleh Pramuka Universitas Diponegoro. Peserta yang mengikuti berjumlah 152 orang, berasal dari seluruh perguruan tinggi yang ada di Indonesia.
Pada kesempatan ini Pramuka UPI mengirimkan delegasi sebanyak 3 orang yaitu Simiati Nurwakhidin Jurusan Pendidikan Luar Sekolah,  Galang Wira Prathama Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, dan Bayu Riyan Saputra Jurusan Teknik Mesin D3.
Pelatihan yang dilaksanakan selama kurang lebih 1 minggu terbagi menjadi 2 bagian yaitu darat dan air. Adapun materi darat diantaranya adalah navigasi darat, MFR (Medical First Responden), jungle rescue bertempat di hutan mijen dengan pendalaman operasi SAR darat, dan long march ke pantai marina. Materi air meliputi water rescue yang bertempat di pantai marina. Peserta dikenalkan alat-alat yang biasa digunakan pada saat SAR air kemudian peserta mempraktekan materi yang telah diberikan mulai dari pengoperasian perahu karet bermotor dan perahu karet dayung serta tatacara menyelamatkan korban yang berada di permukaan air.
“Dengan diadakanya latihan SAR ini diharapkan paling tidak kita sudah mengenali lebih dulu apa itu SAR yang kemudian outputnya bisa ditindak lanjuti di masing-masing pangkalan dan bekerja sama dengan BASARNAS masing2 wilayah pangkalan sehingga nantinya akan mendapat kualifikasi dari BASARNAS baru kemudian pramuka bisa terjun langsung ketika ada bencana dimanapun berada.” Menurut Agus Setiawan selaku koordinator kegiatan LATSARNAS PERTI III.
Selain materi pelatihan mengenai SAR, untuk menambah wawasan mengenai sejarah dan budaya khususnya Kota Semarang, kami mengunjungi tempat bersejarah diantaranya adalah Museum Ronggowarsito, Masjid Agung Jawa Tengah dan Lawang Sewu. Kegiatan ini diakhiri oleh acara api unggun, dalam acara ini setiap perwakilan perguruan tinggi menampilkan adat khas dari daerah mereka masing-masing.

(G.W. Prathama)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menaksir Ketinggian dan Jarak

Menaksir Tinggi Tehnik Menaksir Tinggi Metode yang dipergunakan dalam menaksir tinggi ada bermacam-macam sesuai dengan kondisi yang ada. Untuk metode penaksiran tinggi dapat diberikan sebagai berikut : 1.                   Metode kesebandingan Setigiga Kelebihan Kekurangan Tidak Bergantung cuaca Bisa d terapkan dimanapun kapanpun Susah membuat kondisi agar kondisi di lapangan sama dengang kondisi d sesuai gambar segitiga tersebut 2.                   Metode Segitiga pada bayangan   Kelebihan Kekurangan Mudah di terapkan dilapangan Hanya berlaku pada cuaca cerah or ada matahari 3.        ...

Kaulinan Barudak : Bebentengan dengan ragam manfaat

Bebentengan merupakan salah satu permainan tradisional yang sering dimainkan anak anak pada zamannya. Bebentengan, salah satu permainan tradisional ( Kaulinan Barudak ) yang sangat diminati oleh   anak -  anak pada zamanya untuk mengisi waktu libur atau sekedar menghilangkan rasa penat di sore hari menjelang malam. Bebentangan, di bebrapa daerah sering kali dikenal sebagai rerebonan untuk di daerah Jawa Barat, sedangkan di daerah lain juga dikenal dengan prisprisan, omer, jek-jekan . Bebentengan, sendiri berasal dari kata benteng atau pertahanan. Bebentengan, memiliki ragam manfaat bagi pemain diantaranya untuk melatih kejujuran, kelincahan, mengambil keputusan dengan cepat dan melatih kemampuan berfikir dalam memenangkan permainan. Bebentengan, sangat coock diperkenalkan sembari dimainkan kepada peserta didk di semua golongan Siaga, Penggalang, Penegak maupun Pandega karena dapat mempererat silaturahmi juga persaudaraan. Lantas bagaimana cara memainkannya? Ca...

Syarat No. 21, 22, 23 dan 24 Rakit

Syarat No. 21 Hemat dan cermat dengan segala miliknya. -> Pembina dalam menguji syaiat nomor ini dapat mengajukan pertanyaan kepada anggoianya mengenai besarnya uang saku yang di dapat serta bagaimana cara memperolehnya dan untuk apa saja penggunaarnya. Jawaban dapat berupa tulisan (laporan) atau lisan. Syarat No. 22 Memiliki buku Tabanas. buku Tabungaii Pramuka, atau buku Tabungan Pelajar. dan sudah menabung uang secara teratur dalam buku itu selama sekurang-kurangnya 8 minggu sejak menjadi Penggalang Ramu. -> Sama dengan syarat notnor 17 pada tingkat penggalang ramu. Hanya lama menabung ada 8 minggu setelah dilantik sebagai penggalang ramu, baru syarat ini dapat diuji. Syarat No. 23 Setia membayar uang iuran kepada Gugus depannya. sedapat-dapatnya dengan uang yang diperolehnya dari usahanya sendiri. -> Jelas! Sama dengan syarat nomor 18 pada tingkat penggalang ramu. Syarat No. 24 Pernah memelihara sedikitnya satu macam tanaman berguna, atau sedikitnya satu jeni...